• balon

    balon udara

  • Post with SoundCloud

    iam wisi quam lorem vestibulum nec nibh, sollicitudin volutpat at libero litora, non adipiscing. Nul...

  • Consectetur adipisicing elit

    iam wisi quam lorem vestibulum nec nibh, sollicitudin volutpat at libero litora, non adipiscing. Nul...

  • Post With Featured Image

    iam 1989 wisi quam lorem vestibulum nec nibh, sollicitudin volutpat at libero litora, non adipiscing...

  • Elementum mauris aliquam ut

    iam wisi quam lorem vestibulum nec nibh, sollicitudin volutpat at libero litora, non adipiscing. Nul...

Lirik lagu CELENGAN RINDU

0 komentar
Celengan rindu
Lagu :fiersa besari

Aku kesal dengan jarak yang sering memisahkan kita
Aku kesal dengan waktu yang tak pernah berhenti bergerak
Barang sejenak agar aku bisa menikmati tawamu
Inginku berdiri di sebelahmu
Menggenggam erat jari-jarimu
Mendengarkan lagu sheila on 7
Seperti waktu itu
Saat kau di sisiku
Dan tunggulah aku di sana memecahkan celengan rinduku
Berboncengan denganmu mengelilingi kota
Menikmati surya perlahan menghilang
Hingga kejamnya waktu menarik paksa kau dari pelukku
Lalu kita kembali menabung rasa rindu, saling mengirim doa
Sampai nanti sayangku
Jangan matikan HP-mu
Kau tahu aku benci khawatir
Saat kau tak mengabari
Aku tak suka bertanya-tanya
Inginku bakar dia yang sering
Mention-mention-an denganmu di Twitter
Namun kau selalu menyakinkanku tuk tumbuhkan percaya
Bukan rasa curiga
Dan tunggulah aku di sana memecahkan celengan rinduku
Berboncengan denganmu mengelilingi kota
Menikmati surya perlahan menghilang
Hingga kejamnya waktu menarik paksa kau dari pelukku
Lalu kita kembali menabung rasa rindu saling mengirim doa
Sampai nanti sayangku
Hingga kita bertemu

Read More »

Sahabat terbaik

0 komentar

Sahabat Terbaik

Sinar matahari pagi menelusup celah tirai kamarku, hembusan angin yang sejuk menambah keenggananku untuk beranjak dari tempat tidur. Namun, aku teringat pada satu kewajibanku yaitu pergi ke sekolah karena libur semester satu telah usai. Yang artinya aku akan bertemu teman-teman, dengan segera aku merapikan tempat tidurku, dan pergi ke kamar mandi penuh semangat.
“Kalau mandi cepat ya nak, ayahmu berangkat lebih awal hari ini” kata ibu yang sedang sibuk dengan masakannya.
Aku menganggukkan kepala “Oke, mom”
Sekolah masih cukup sepi. Hanya ada beberapa siswa kelas lain, dan yang pasti tukang kebun sekolahku. Tidak ada seorang siswa pun yang tampak di kelas 7e. Artinya, aku adalah orang pertama yang datang. Hal ini membuatku terasa jenuh karena seorang diri di dalam kelas. Sambil menunggu teman-temanku datang, aku menyelesaikan membaca novel yang ayah beli kemarin. Ceritanya menarik dan alur maju yang digunakannya membuat pembaca tidak bingung.
Satu persatu siswa dan siswi mulai berdatangan. Suasana kelasku yang tadinya sepi berubah menjadi sangat ramai. Suara canda-tawa, sapa kangen begitu jelas. Mereka saling melepas rindu karena dua pekan tidak bertemu.
Seusai apel pagi siswa-siswi memasuki ruang kelas masing-masing untuk mendapat pelajaran awal semester dua. Karena guru pengajar belum masuk, teman-temanku kembali ramai dengan perbincangan yang begitu excited!!
“Anak-anak saya minta perhatiannya sebentar.” bu Aini tiba-tiba datang dengan anak perempuan bermata coklat bulat, rambutnya terurai lurus sebahu. Dan yang pasti aku belum pernah melihat dia di sekolah ini.
“Kalian kedatangan teman baru, dia pindahan dari SMP Surabaya. Silahkan perkenalkan namamu mbak!” perintah bu Aini.
“Iya bu, terimakasih. Perkenalkan nama saya Salsa Ayu Bbella. Atau Ella. Saya pindahan dari SMP Surabaya.” begitu Ella memperkenalkan dirinya dengan penuh semangat.
“Kamu duduk di sebelah Marina, nanti saya tambah satu bangku lagi.” kata bu Aini.berjalan mendekatiku.
“Hai…” sapaku ramah.
“Hai juga.” jawabnya begitu lembut.
Aku mengulurkan tangan sebagai tanda perkenalan. “Namaku Marina.”
Ella membalas jabatan tanganku. “Aku Ella. Aku duduk disebelahmu boleh?”
“Silahkan!”
Awalnya kami begitu canggung. Namun, dengan obrolan yang begitu menyenangkan dan sifatnya yang ramah membuat kami lebih cepat akrab.
Kami memiliki hobby yang sama, yaitu gemar membaca dan mengoleksi novel. Genre novel yang sering kami bacapun sealiran.
Terpancar begitu jelas di mata Ella, dia begitu menginginkan sesuatu. “Berarti kita bisa saling tukar novel ya.”
“Tentu saja dong, La.” jawabku semangat.
Ella begitu antusias saat aku mengajaknya untuk melihat koleksi novel-novelku di rumah. Selama tiga minggu ini kami sering bertukar novel. Namun, dia sangat ingin melihat koleksi novel-novelku. Dady Ella yang akan mengantarkan kami nanti. Dia telah mendapat ijin dari mamanya. Rasa bahagia begitu jelas terpancar di mata Ella.
Bel sekolah telah berbunyi menandakan pelajaran telah usai. Semua murid berhamburan keluar kelas. Ella menarik lenganku dengan berlari-lari kecil tergopoh-gopoh. Rupanya dia benar-benar tidak sabar untuk melihat koleksi novel-novelku.
“Ayo Marina, cepat!”
Aku tak menjawab karena sangat panik. Kami menerobos ratusan murid-murid di sini.
Sesampainya di gerbang sekolah, Ella mulai mencari mobil yang menjemput kami. Dia menyipitkan mata, mencari sedan civicnya dari ujung ke ujung dan akhirnya…
“Nah… itu dia mobil dady.” seru Ella.
Aku duduk di sebelah Ella. Sepertinya dia sudah banyak cerita tentang aku ke orang tuanya. Hal ini terbukti ketika dady Ella menyapaku dengan begitu akrab, padahal kami belum pernah bertemu. Ia begitu ramah dan supel, membuat aku merasa nyaman untuk berbincang-bincang tanpa rasa canggung.
Ternyata ibu sudah menyambut kedatangan kami. Banyak makanan ringan di ruang tamu. Ibu mempersilahkan masuk, dan mengajak Ella untuk berbincang-bincang.
“La, ayo ke kamarku.”
Tanpa berkata apa-apa Ella bangkit dari sofa, dan berjalan mengikutiku. Dia kegirangan saat melihat beberapa koleksi novelku. Dengan cekatan dia memilih novel. Ella memilih novel bergenre romantic terbitan teenlit yang berjudul “Frans dan Sang Balerina”. Dia mulai membaca novel yang dipilhnya.
Tidak terasa 5 bulan kami selalu bersama. Banyak kejadian yang kami lalui. Suka maupun duka. Kami selalu menuangkan apa yang telah terjadi, dari masalah pelajaran, hobby baru, tentang indahnya jatuh cinta dan sakitnya dihianati walaupun hanya sekedar cinta monyet.
“La…” Panggilku lirih.Tapi Ella tidak menjawabnya
“La…” Panggilku sekali lagi dan dia masih tetap terdiam
Dengan setengah berteriak. “Ellaaaaa!”
Dia terkejut. “I…iya?”
“Akhir-akhir ini kamu terlihat murung dan sering melamun. Ada apa La?” Tanyaku dengan nada penuh kecurigaan.
“Siapa bilang? I’m okay!” Jawabnya enteng.
“Kamu yakin, La?”
Ella hanya menganggukkan kepala cuek. Akhir-akhir ini sifatnya berubah, dia terlihat selalu murung, cuek, cepat marah, dan sering melamun. Tidak seperti biasanya yang selalu ceria, dan selalu terbuka. Mungkin ini hanya perasaanku saja.
Sudah tiga hari ini dia absen dari sekolah tanpa keterangan. Ella selalu mengirim surat keterangan jika dia tidak masuk. Dia juga selalu mengabariku tentang keadaannya. Namun, kali ini tidak ada kabar sedikitpun darinya. Aku mulai khawatir dengan keadaannya, aku memutuskan untuk pergi ke rumahnya sepulang sekolah.
Dering bel sekolah mulai terdengar dan semua murid bersorak gembira. Aku segera membereskan buku pelajaranku dan pergi meninggalkan sekolah. Orang yang menjemputku atau ojekku telah menunggu di depan gerbang sekolah. Aku meminta padanya untuk mengantarakanku ke rumah Ella. Dalam sepanjang perjalanan aku mencoba untuk menghubungi Ella. Namun tak ada jawaban.
“Ellaaaa…” panggilku setengah berteriak. Aku mencoba memanggilnya beberapa kali namun, masih sama seperti yang tadi tidak ada jawaban. Ketika aku mulai putus asa, tiba-tiba terdengar seseorang sedang membuka pintu rumah. Dan aku segera menoleh.
“Bi, Ellanya ada?” tanyaku sopan.
“Mbak Marina ya? Mbak Ellanya ada kok.” jawab pembantu Ella.
“Boleh saya bertemu dengannya?”
“Maaf, mbak Ellanya lagi sakit dan katanya gak mau di ganggu.”
“Sakit? Sakit apa Bi?” tanyaku khawatir.
“Bibi kurang tau, karena dua hari ini mbak Ella gak keluar dari kamarnya.”
“Maksudnya mengurung diri bi? Lalu bagaimana keadaannya sekarang bi?” tanyaku mulai panik.
“Terakhir bibi ngantar makanannya, mbak Ella keadaannya mulai membaik.”Setelah berbasa-basi aku segera meminta ijin untuk bertemu dengan Ella. Namun masih saja bibi tidak mengijinkanku. Aku mencoba untuk merayunya berkali-kali. Beberapa saat kemudian aku mendengar suara gelas terjatuh, sumber suaranya berasal dari kamar Ella. Segera aku berlari ke kamar Ella tanpa memperdulikan larangan bibi.
Saat aku membuka pintu kamarnya. “Ellaaaaaaa…!!!”
Aku melihat dia akan memakan beberapa obat-obatan berdosis tinggi setelah gelas yang akan diraihnya terjatuh. “Apa yang sedang kamu lakukan?”
“Ada apa kamu kemari? Siapa yang menyuruhmu kemari? Aku tidak membutuhkanmu!” kata Ella dengan nada meninggi.
Ada apa aku kemari? Siapa yang menyuruku? Dia tidak membutuhkanku? Apa maksudnya? Aku ini sahabatnya. Orang kedua yang selalu berada disampingnya, saat suka maupun duka.
“Tidak ada yang menyuruhku kemari, aku kemari karena khawatir akan keadaanmu Ella!” seruku menahan isak tangis.
Benar dugaanku Ella sedang mempunyai masalah yang sangat besar hingga membuat dirinya seperti ini. Lihatlah, matanya amat sembab dan berkantung besar, rambutnya berantakan tidak terawat, wajahnya pucat seperti orang yang tidak mempunyai harapan hidup.
“Ada apa denganmu Ella? Apa yang sedang terjadi?” tanyaku lembut agar emosi kami tidak pecah.
“M… mom” dengan terpenggal Ella mencoba untuk mengatakan sesuatu.
“And dadyku akan bercerai!”
Aku tersentak dan sangat terkejut. Isak tangis yang kami tahan tak terbendungkan lagi. Aku memeluk erat Ella agar dia merasa tenang dan nyaman. Aku melepaskan pelukan untuk Ella setelah ku rasa Ella sudah mulai tenang. Dia duduk di atas tempat tidurnya lemas.
“Ella…” aku mencoba membuka pembicaraan dengan nada lembut agar tangisnya tidak terpecah lagi.
“Iya?” jawabnya lirih
“Aku ingin kamu jujur dan bercerita tentang semua ini apa yang sebenarnya terjadi?”
Ella tidak menjawab, dia mencoba mengingat semua apa yang sebenarnya telah terjadi. Beberapa detik kemudian. “Akhir-akhir ini orang tuaku sering bertengkar.”
“Memang dulu saat di Surabaya orang tuaku pernah bertengkar kecil namun tidak seperti malam minggu kemarin. Mungkin malam itu adalah puncak dari segalanya hingga berujung dengan kata perceraian” lanjut Ella yang hampir menitihkan air mata.
Aku segera menyeka air mataku yang mulai jatuh. “Lalu, orang tuamu sekarang dim ana La?”
“Mama lagi ke Surabaya ambil berkas-berkas untuk perceraian. Papa keluar kota selama seminggu katanya ada tugas kerja. Aku sudah lelah dengan semua ini. Aku harus selalu mendengar pertengkaran mereka. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku saja.”
“La, maaf aku tidak selalu berada disampingmu selama 24 jam. Mungkin aku adalah sahabat yang paling jahat di dunia ini sampai aku tidak tau dengan masalah yang kamu hadapi saat ini. Dan bukan dengan cara bunuh diri kamu menyelesaikan masalah itu. Malah kamu akan menambah masalah, La. Sekarang kamu berusaha agar orang tuamu rujuk kembali dan setelah kamu melakukan usaha itu segera serahkan masalah ini kepada Tuhan. Yakinlah Dia akan menunjukkan jalan keluar yang terbaik.” kataku mencoba menenangkannya.
“Bukan kamu yang salah, Mar. Ini salahku. Kamu sudah berusaha menjadi sahabat yang terbaik. Aku sadar apa yang tadi aku lakukan memang salah besar. Tuhan sangat membenci hal itu. Aku akan melakukan semua nasihat dan saran darimu Marina.” kata Ella dengan senyum yang mulai kembali mengembang.
Aku sangat senang mendapat kabar dari Ella, karena orang tuanya tidak jadi bercerai. Mereka kembali rukun. Dan malam ini Ella mengundangku untuk makan malam bersama di rumahnya.
Kami semua sangat menikmati candle light dinner ini. Tante Rheina, mama Ella yang memasak semuanya, masakannya sangat enak suasana ruang makan Ella di sulap menjadi lebih romantic dan harmonis. Mereka tampak bahagia dengan keadaannya sekarang.
“Marina, terimakasih kamu sudah menjadi sahabat terbaikku, tempat keluh kesahku, tempat aku berbagi rasa suka dan duka. Maaf aku banyak merepotkanmu. Dan aku akan selalu berusaha menjadi sahabat terbaikmu” kata Ella dengan senyum bahagia menghias wajahnya dan kami saling berpelukan.
Cerpen Karangan: Marina Tri Rahayu
Facebook: Marina Tri Rahayu
Cerpen Sahabat Terbaik merupakan cerita pendek karangan 
Sebenarnya aku ingin melihat keadaan Ella namun bibi selalu menghalanginya. “Lalu tante sama om ke mana bi? Kok gak kirim surat ke sekolah atau kasih kabar ke aku?”
“Mamanya mbak Ella sedang di Surabaya katanya ada urusan penting, seminggu ini papa mbak Ella ditugaskan sementara di luar kota.”
Aku memutuskan untuk pulang. Namun ada sesuatu yang masih mengganjal. Ada apa dengan dia sebenarnya? Apa dia sedang mendapat masalah besar? Mengapa dia tidak bercerita kepadaku, sahabat yang selalu dia percaya sebagai tempat curhat dan membagi rasa suka duka? Banyak pertanyaan yang menghantuiku.
Ini adalah hari keenam Ella tidak masuk tanpa keterangan. Kemarin lusa aku mendatangi rumah Ella namun rumah itu terlihat sepi. Sepertinya sedang tidak ada orang di rumah. Untuk kesekian kalinya, aku akan menemuinya esok.
Karena hari ini libur aku akan pergi ke rumah Ella di antar pak Mat tukang ojekku. Aku membawa sesuatu untuk Ella. Semoga dia senang dengan apa yang aku bawa.
Suasana rumah Ella sangat sepi. Mobil civicnya tidak terparkir di halaman rumahnya. Mungkin mama Ella sedang keluar rumah atau belum pulang dari Surabaya. Ketika akan memencet bel, pintu rumah Ella terbuka dan ternyata si bibi yang membukanya.

Read More »

persahabatan sejati di smp

0 komentar

Persahabatan Sejati SMP

Saat ini aku berada di kelas 3 SMP, setiap hari kujalani bersama dengan ketiga sahabatku yaitu aris, andri, dan ana. Kita berempat sudah bersahabat sejak kecil.
Suatu saat kami menulis surat perjanjian persahabatan di sobekan kertas yang dimasukkan ke dalam sebuah botol, kemudian botol tersebut dikubur dibawah pohon yang nantinya surat tersebut akan kami buka saat kami menerima hasil ujian kelulusan.
Hari yang kami berempat tunggu akhirnya tiba, kamipun menerima hasil ujian dan hasilnya kita berempat lulus semua. Kami serentak langsung pergi berlari ke bawah pohon yang pernah kami datangi dan menggali tepat dimana botol yang dahulu dikubur berada.Kami berempat membuka botol tersebut dan membaca tulisan yang dulu pernah kami tulis. Kertas tersebut bertuliskan “Kami berjanji akan selalu bersama untuk selamanya.
Kessokan hari, aris berencana untuk merayakan kelulusan kami berempat. Malamnya kami ber 4 pergi bersama ke suatu tempat dan disitulah saat-saat yang tidak bisa aku lupakan karena aris berencana untuk menyatakan perasannya kepadaku. Akhirnya aku dan anis berpacaran.
Begitu juga dengan andri, dia pun berpacaran dengan ana. Malam itu sungguh malam yang istimewa untuk kami berempat. Kami pun bergegas untuk pulang.
Ketika perjalanan pulang, entah mengapa perasaan ku tidak enak.
“Perasaanku ngga enak banget ya?” Ucapku penuh cemas.
“Udahlah ndi, santai aja, kita ngga bakalan kenapa-kenapa” jawab andri dengan santai.
Tidak lama setelah itu, hal yang dikhawatirkan nindi terjadi.
“Arissss awasss! di depan ada juang!” Teriak nindi.
“Aaaaaaaaaa!!!”
Bruuukkk. Mobil yang kami kendarai masuk ke dalam jurang. Aku tak kuasa menahan air mata yang terus mengalir sampai aku tidak sadarkan diri.
Perlahan aku buka mataku sedikit demi sedikit dan aku melihat ibu berada di sampingku.
“Nindi.. kamu sudah sadar nak?” Tanya ibuku.
“Ibu.. aku dimana? Dimana ana, andri, dan aris?” tanyaku.
“Kamu di rumah sakit nak, kamu yang sabar ya, andri dan aris tidak tertolong di lokasi kecelakaan” Jawab ibu sambil menitihkan air mata.
Aku terdiam mendengar ucapan ibu dan air mataku menetes, tangisku tiada henti mendengar pernyataan ibu.
“Aris, mengapa kamu tinggalkan aku, padahal aku sayang banget ke kamu, aku cinta kamu, tapi kamu ninggalin aku begitu cepat, semua pergi ninggalin aku.” batinku berkata.
2 hari berlalu dan aku berkunjung ke makam mereka, aku berharap kami bisa menghabiskan waktu bersama sampai tua. Tetapi sekarang semua itu hanya angan-angan. Aku berjanji akan selalu mengenang kalian.

Read More »

Sejarah Museum Lampung

0 komentar

Museum Lampung

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Museum Lampung
Museum Lampung.jpg
Museum Lampung
Informasi Umum
Didirikan pada24 September 1988
LokasiJl. ZA Pagar Alam No 64, Gedung Meneng , Bandar LampungLampungIndonesia
Jumlah koleksi4.735 (2011)
Luas17.010 m2[1]
Jumlah pengunjung127.362 (2011)
Situsmuseumlampung.org
Museum Negeri Lampung atau Museum Lampung, adalah sebuah museum yang terletak di Kota Bandar Lampungprovinsi LampungIndonesia. Beralamat di Jalan ZA Pagar Alam No.64 Bandar Lampung.
Museum ini merupakan museum pertama dan terbesar di provinsi Lampung dan merupakan kebanggaan masyarakat provinsi Lampung.
Letak museum ini cukup strategis sebab tak jauh dari pusat kota Bandar Lampung, yakni hanya 15 menit perjalanan.[2]

Sejarah Museum Lampung

Pembangunan Museum Lampung telah dimulai tahun 1975 dan peletakan batu pertama dilaksanakan tahun 1978. Akan tetapi, peresmiannya baru dilaksanakan pada 24 September 1988 dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu, Prof. Dr. Fuad Hasan. Peresmian tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Aksara Internasional yang dipusatkan di PKOR Way Halim.

Ruwa Jurai yang diabadikan sebagai nama museum ini diambil dari tulisan Sai Bumi Ruwa Jurai dalam logo resmi Provinsi Lampung diresmikan penggunaannya sejak 1 April 1990. Memasuki era otonomi daerah, museum ini beralih status menjadi UPTD di bawah Dinas Pendidikan Provinsi Lampung.

Koleksi Museum

Museum Lampung adalah salah satu tempat kunjungan wisata sejarah sebagai sarana pendidikan, penelitian dan rekreasi. Di halaman museum, bahkan beberapa koleksi unik museum ini akan sudah menyambut setiap pengunjung. Tampak meriam kuno peninggalan masa penjajahan menjadi salah satu ikon dari Museum Lampung itu sendiri.
Selain meriam, replika rumah adat Lampung juga berdiri di halaman museum. Rumah adat lampung dikenal berbentuk panggung yang dimaksudkan untuk melindungi si pemilik rumah dari binatang buas. Di tambah lagi, ada juga bola besi pembuka lahan. Bola besi ini identik dengan identitas Lampung sebagai daerah tujuan transmigrasi pada 1953-1956. Bola besi ini digunakan untuk membuka lahan transmigrasi di wilayah Lampung Timur, Raman Utara dan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Seputih Banyak, dan Seputih Raman.
Adapun cara pengoperasiannya adalah dengan ditarik dua traktor guna menumbangkan pohon dan semak di areal tanah datar yang akan menjadi lokasi transmigrasi.
Sementara di dalam museum, koleksi yang ditampilkan, antara lain koleksi benda budaya yang mewakili dua kelompok adat yang dominan di Lampung, yakni Sai Bathin (Peminggir) dan Pepadun. Kedua kelompok adat ini masing-masing memiliki kekhasan dalam hal ritual adat dan perangkat atau aksesori adat, seperti kain tradisional khas Lampung, kain tapis. Rangkaian ritual kedua kelompok adat masing-masing ditampilkan berurutan, mulai dari ritual kelahiran, asah gigi menjelang dewasa, pernikahan, hingga ritual kematian.

Read More »

sejarah lampung

0 komentar

Sejarah Lampung

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Lampung lahir pada tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3/1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14 tahun 1964. Sebelum itu Provinsi Lampung merupakan Karesidenan yang tergabung dengan Provinsi Sumatra Selatan.
Kendatipun Provinsi Lampung sebelum tanggal 18 maret 1964 tersebut secara administratif masih merupakan bagian dari Provinsi Sumatra Selatan, tetapi daerah ini jauh sebelum Indonesia merdeka memang telah menunjukkan potensi yang sangat besar serta corak warna kebudayaan tersendiri yang dapat menambah khasanah adat budaya di Nusantara yang tercinta ini. Oleh karena itu pada zaman VOC daerah Lampung tidak terlepas dari incaran penjajahan Belanda.
Tatkala Banten di bawah pimpinan Sultan Agung Tirtayasa (1651-1683) Banten berhasil menjadi pusat perdagangan yang dapat menyaingi VOC di perairan Jawa, Sumatra dan Maluku. Sultan Agung ini dalam upaya meluaskan wilayah kekuasaan Banten mendapat hambatan karena dihalang-halangi VOC yang bercokol di Batavia. Putra Sultan Agung Tirtayasa yang bernama Sultan Haji diserahi tugas untuk menggantikan kedudukan mahkota kesultanan Banten.
Dengan kejayaan Sultan Banten pada saat itu tentu saja tidak menyenangkan VOC, oleh karenanya VOC selalu berusaha untuk uasai kesultanan Banten. Usaha VOC ini berhasil dengan jalan membujuk Sultan Haji sehingga berselisih paham dengan ayahnya Sultan Agung Tirtayasa. Dalam perlawanan menghadapi ayahnya sendiri, Sultan Haji meminta bantuan VOC dan sebagai imbalannya Sultan Haji akan menyerahkan penguasaan atas daerah Lampung kepada VOC. Akhirnya pada tanggal 7 April 1682 Sultan Agung Tirtayasa disingkirkan dan Sultan Haji dinobatkan menjadi Sultan Banten.
Dari perundingan-perundingan antara VOC dengan Sultan Haji menghasilkan sebuah piagam dari Sultan Haji tertanggal 27 Agustus 1682 yang isinya antara lain menyebutkan bahwa sejak saat itu pengawasan perdagangan rempah-rempah atas daerah Lampung diserahkan oleh Sultan Banten kepada VOC yang sekaligus memperoleh monopoli perdagangan di daerah Lampung.
Pada tanggal 29 Agustus 1682 iring-iringan armada VOC dan Banten membuang sauh di Tanjung Tiram. Armada ini dipimpin oleh Vander Schuur dengan membawa surat mandat dari Sultan Haji dan ia mewakili Sultan Banten. Ekspedisi Vander Schuur yang pertama ini ternyata tidak berhasil dan ia tidak mendapatkan lada yag dicari-carinya. Agaknya perdagangan langsung antara VOC dengan Lampung yang dirintisnya mengalami kegagalan, karena ternyata tidak semua penguasa di Lampung langsung tunduk begitu saja kepada kekuasaan Sultan Haji yang bersekutu dengan kompeni, tetapi banyak yang masih mengakui Sultan Agung Tirtayasa sebagai Sultan Banten dan menganggap kompeni tetap sebagai musuh.
Sementara itu timbul keragu-raguan dari VOC apakah benar Lampung berada di bawah Kekuasaan Sultan Banten, kemudian baru diketahui bahwa penguasaan Banten atas Lampung tidak mutlak.
Penempatan wakil-wakil Sultan Banten di Lampung yang disebut "Jenang" atau kadangkadang disebut Gubernur hanyalah dalam mengurus kepentingan perdagangan hasil bumi (lada).
Sedangkan penguasa-penguasa Lampung asli yang terpencar-pencar pada tiap-tiap desa atau kota yang disebut "Adipati" secara hirarkis tidak berada di bawah koordinasi penguasaan Jenang/ Gubernur. Jadi penguasaan Sultan Banten atas Lampung adalah dalam hal garis pantai saja dalam rangka menguasai monopoli arus keluarnya hasil-hasil bumi terutama lada, dengan demikian jelas hubungan Banten-Lampung adalah dalam hubungan saling membutuhkan satu dengan lainnya.
Selanjutnya pada masa Raffles berkuasa pada tahun 1811 ia menduduki daerah Semangka dan tidak mau melepaskan daerah Lampung kepada Belanda karena Raffles beranggapan bahwa Lampung bukanlah jajahan Belanda. Namun setelah Raffles meninggalkan Lampung baru kemudian tahun 1829 ditunjuk Residen Belanda untuk Lampung.
Dalam pada itu sejak tahun 1817 posisi Radin Inten semakin kuat, dan oleh karena itu Belanda merasa khawatir dan mengirimkan ekspedisi kecil di pimpin oleh Assisten Residen Krusemen yang menghasilkan persetujuan bahwa:
  • Radin Inten memperoleh bantuan keuangan dari Belanda sebesar f. 1.200 setahun.
  • Kedua saudara Radin Inten masing-masing akan memperoleh bantuan pula sebesar f. 600 tiap tahun.
  • Radin Inten tidak diperkenankan meluaskan lagi wilayah selain dari desa-desa yang sampai saat itu berada di bawah pengaruhnya.
Tetapi persetujuan itu tidak pernah dipatuhi oleh Radin Inten dan ia tetap melakukan perlawanan-perlawanan terhadap Belanda.
Oleh karena itu pada tahun 1825 Belanda memerintahkan Leliever untuk menangkap Radin Inten, tetapi dengan cerdik Radin Inten dapat menyerbu benteng Belanda dan membunuh Liliever dan anak buahnya. Akan tetapi karena pada saat itu Belanda sedang menghadapi perang Diponegoro (1825 - 1830), maka Belanda tidak dapat berbuat apa-apa terhadap peristiwa itu. Tahun 1825 Radin Inten meninggal dunia dan digantikan oleh Putranya Radin Imba Kusuma.
Setelah Perang Diponegoro selesai pada tahun 1830 Belanda menyerbu Radin Imba Kusuma di daerah Semangka, kemudian pada tahun 1833 Belanda menyerbu benteng Radin Imba Kusuma, tetapi tidak berhasil mendudukinya. Baru pada tahun 1834 setelah Asisten Residen diganti oleh perwira militer Belanda dan dengan kekuasaan penuh, maka Benteng Radin Imba Kusuma berhasil dikuasai.
Radin Imba Kusuma menyingkir ke daerah Lingga, tetapi penduduk daerah Lingga ini menangkapnya dan menyerahkan kepada Belanda. Radin Imba Kusuma kemudian di buang ke Pulau Timor.
Dalam pada itu rakyat dipedalaman tetap melakukan perlawanan, "Jalan Halus" dari Belanda dengan memberikan hadiah-hadiah kepada pemimpin-pemimpin perlawanan rakyat Lampung ternyata tidak membawa hasil. Belanda tetap merasa tidak aman, sehingga Belanda membentuk tentara sewaan yang terdiri dari orang-orang Lampung sendiri untuk melindungi kepentingan-kepentingan Belanda di daerah Telukbetung dan sekitarnya. Perlawanan rakyat yang digerakkan oleh putra Radin Imba Kusuma sendiri yang bernama Radin Inten II tetap berlangsung terus, sampai akhirnya Radin Inten II ini ditangkap dan dibunuh oleh tentara-tentara Belanda yang khusus didatangkan dari Batavia.
Sejak itu Belanda mulai leluasa menancapkan kakinya di daerah Lampung. Perkebunan mulai dikembangkan yaitu penanaman kaitsyuk, tembakau, kopi, karet dan kelapa sawit. Untuk kepentingan-kepentingan pengangkutan hasil-hasil perkebunan itu maka tahun 1913 dibangun jalan kereta api dari Telukbetung menuju Palembang.

Hingga menjelang Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 dan periode perjuangan fisik setelah itu, putra Lampung tidak ketinggalan ikut terlibat dan merasakan betapa pahitnya perjuangan melawan penindasan penjajah yang silih berganti. Sehingga pada akhirnya sebagai mana dikemukakan pada awal uraian ini pada tahun 1964 Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Daerah Tingkat I Provinsi Lampung.
Kejayaan Lampung sebagai sumber lada hitam pun mengilhami para senimannya sehingga tercipta lagu Tanoh Lada. Bahkan, ketika Lampung diresmikan menjadi provinsi pada 18 Maret 1964, lada hitam menjadi salah satu bagian lambang daerah itu. Namun, sayang saat ini kejayaan tersebut telah pudar.yang ada sekaranga adalah bandar lampung menjadi salah satu objek wisata yang menerik di antara nya pulau pasir,pasir putih dan lembah hijau

Read More »

LIRIK LAGU SENORITA

0 komentar
                            Señorita
                                                 Shawn MendesCamila Cabello
Saya suka ketika Anda memanggil saya señoritaI love it when you call me señorita

Kuharap aku bisa berpura-pura tidak membutuhkanmuI wish I could pretend I didn't need ya

Tetapi setiap sentuhan adalah ooh la la laBut every touch is ooh la la la

Memang benar, la la laIt's true, la la la

Ooh, aku harus berlariOoh, I should be running

Ooh, kamu membuatku datang untukmuOoh, you keep me coming for you
Mendarat di MiamiLand in Miami

Udara terasa panas karena hujan musim panasThe air was hot from summer rain

Keringat menetes dari sayaSweat dripping off me

Bahkan sebelum saya tahu namanya, la la laBefore I even knew her name, la la la

Rasanya seperti ooh la la laIt felt like ooh la la la

Ya tidakYeah no

Cahaya bulan safirSapphire moonlight

Kami menari berjam-jam di pasirWe danced for hours in the sand

Tequila matahari terbitTequila sunrise

Tubuhnya pas di tanganku, la la laHer body fit right in my hands, la la la

Rasanya seperti ooh la la la, yaIt felt like ooh la la la, yeah
Saya suka ketika Anda memanggil saya señoritaI love it when you call me señorita

Kuharap aku bisa berpura-pura tidak membutuhkanmuI wish I could pretend I didn't need you

Tetapi setiap sentuhan adalah ooh la la laBut every touch is ooh la la la

Memang benar, la la laIt's true, la la la

Ooh, aku harus berlariOoh, I should be running

Ooh, Anda tahu saya suka ketika Anda memanggil saya señoritaOoh, you know I love it when you call me señorita

Aku berharap tidak terlalu sulit untuk meninggalkanmuI wish it wasn't so damn hard to leave you

Tetapi setiap sentuhan adalah ooh la la laBut every touch is ooh la la la

Memang benar, la la laIt's true, la la la

Ooh, aku harus berlariOoh, I should be running

Ooh, kamu membuatku datang untukmuOoh, you keep me coming for ya
Terkunci di hotelLocked in the hotel

Hanya ada beberapa hal yang tidak pernah berubahThere's just some things that never change

Anda mengatakan kami hanya temanYou say we're just friends

Tapi teman tidak tahu selera Anda, la la laBut friends don't know the way you taste, la la la

Karena kamu tahu itu sudah lama datang'Cause you know it's been a long time coming

Jangan biarkan aku jatuhDon't you let me fall
Ooh, ketika bibirmu membuka pakaiankuOoh, when your lips undress me

Ketagihan lidah AndaHooked on your tongue

Ooh sayang, ciumanmu mematikanOoh love, your kiss is deadly

Jangan berhentiDon't stop
Saya suka ketika Anda memanggil saya señoritaI love it when you call me señorita

Kuharap aku bisa berpura-pura tidak membutuhkanmuI wish I could pretend I didn't need you

Tetapi setiap sentuhan adalah ooh la la laBut every touch is ooh la la la

Memang benar, la la laIt's true, la la la

Ooh, aku harus berlariOoh, I should be running

Ooh, Anda tahu saya suka ketika Anda memanggil saya señoritaOoh, you know I love it when you call me señorita

Kuharap tidak terlalu sulit untuk meninggalkanmuI wish it wasn't so damn hard to leave ya

Tetapi setiap sentuhan adalah ooh la la laBut every touch is ooh la la la

Memang benar, la la laIt's true, la la la

Ooh, aku harus berlariOoh, I should be running

Ooh, kamu membuatku datang untukmuOoh, you keep me coming for you
Selama ini aku datang untukmuAll along I've been coming for you

Dan saya harap itu berarti bagi AndaAnd I hope it meant something to you

Panggil nama saya, saya akan datang untuk AndaCall my name, I'll be coming for you

Datang untukmu, datang untukmu, datang untukmuComing for you, coming for you, coming for you
Untukmu (ooh, dia suka kalau aku datang)For you (ooh, she loves it when I come)

UntukmuFor you
Ooh, aku harus berlariOoh, I should be running

Ooh, kamu membuatku datang untukmuOoh, you keep me coming for you

Read More »

KISAH SAHABAT MIKO

0 komentar

                         KISAH SAHABAT MIKO

                                                    Oleh:Andina Ardelia Faliha

Namaku adalah Miko. Aku punya seorang sahabat bernama Radit. Aku tak mengerti kenapa semua teman-temanku membenci dia? Padahal dia anaknya baik dan pintar? Mungkin karena ayahnya. Ya! ayahnya memang seorang tukang kebun. Tetapi apakah kita harus membenci radit karena pekerjaan ayahnya tersebut? Tentu tidak bukan? Namun aku sebagai seorang sahabat hanya bisa menyemangati dan mendukungnya.
"Kring… kring," suara lonceng sepedaku berbunyi, terlihat dari kejauhan Radit yang sedang berpamitan dengan Ibunya.
“Nak, ingat jangan dengarkan teman-temanmu yang senang mengejekmu, karena sebenarnya mereka tak tahu apa-apa,” ucap Ibu Radit.
“Baik bu…,” jawab Radit dengan senyum tipis dari bibirnya. Setelah berpamitan aku dan Radit pun berangkat ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, Radit langsung disambut dengan ejekan dari teman-temannya. Tetapi yang paling sering adalah Galang dan Alfin seorang anak dari pemilik sekolah tempat Radit belajar.
“Hey teman-teman ada anak seorang tukang kebun nih!!” ucap Galang.
“Kalau aku sih malu banget jadi anak tukang kebun,” sahut Alfin.
Dengan menghiraukan ucapan itu Radit terus melangkahkan kakinya dengan perjalanan yang membisu dan diiringi tatapan sinis dari teman-temannya. Miko yang berada tepat di belakangnya hanya bisa menarik nafas panjang dan mencoba menyemangati Radit.
“Radit, yang sabar ya dan tetap ingat nasihat Ibumu,” ucap Miko penuh semangat.
Radit hanya bisa menjawab dengan menganggukkan kepala dan dengan senyum tipis dari bibir manisnya. Melihat senyumnya, Miko merasa lega karena keadaan radit baik baik saja.
Setelah itu Miko menarik tangan Radit dan mengajaknya masuk kelas.
"Kring.....kring.."
Suara bel pun berbunyi itu tandanya pelajaran akan dimulai. Dari kejauhan terlihat pria tegap yang menuju kelas untuk mengajar Bahasa Indonesia yaitu Pak Anton. Pada pelajaran kali ini Pak Anton meminta tugas untuk dikumpulkan. Semua murid pun mengeluarkan tugasnya kecuali Radit yang terlihat kebingungan seperti sedang mencari buku tugasnya.
“Apakah bukunya tertinggal? Atau radit salah menjadwal mata pelajaran? Atau apa mungkin bukunya terjatuh?” pikir Miko yang ikut cemas dan kebingungan. Belum sempat Miko  mecoba membantu Radit, Pak Anton sudah menghampiri Radit yang sedang sibuk mencari buku tugasnya.
“Apa kau tidak mengerjakan tugas, Radit?” bentak Pak Anton dengan wajah kekesalan.
“Sudah, Pak, sudah, tetapi bukunya tidak ada,” jawab Radit dengan lirih.
Kepala Radit menunduk dan matanya melirik tajam ke Galang dan Alfin yang sedang tertawa cekikikan melihat Radit yang sedang dimarahi oleh Pak Anton. Dalam hati Radit seolah-olah memberontak sehingga nafasnya tidak teratur. Melihat semua itu Miko merasa semua pertanyaan pertanyaanya kini sudah terjawab, bahwa semua masalah yang dialami Radit sekarang adalah ulah Galang dan Alfin.
Sikap Galang dan Alfin terhadap Radit terus berlanjut hingga pada akhirnya sampai pada kejadian yang menjadi puncak kejailan mereka berdua. Kejadian itu terjadi ketika aku dan Radit sedang bermain kejar-kejaran. Karena sudah bel aku dan Radit bergegas ke kelas. Pada saat masuk, tiba-tiba kaki Alfin menghalangi langkah Radit. “Braakkk…” terdengar suara yaitu suara Radit yang terjatuh. Pada awalnya Galang dan Alfin tertawa terbahak bahak seolah olah misinya berhasil. Miko langsung terkejut melihat Radit yang terjatuh, lalu Miko langsung menghampiri Radit dan menanyakan keadaan Radit.bRadit hanya terdiam dengan mata terpejam seolah olah menjerit kesakitan, tangannya memegang erat pergelangan kakinya seolah-olah merasa dirinya tidak kuat lagi.
Semua teman-temanya mengerumuni Radit dan Miko. Melihat keadaanya yang semakin memburuk, wajah Galang dan Alfin menjadi pucat, langkahnya mulai mundur, raut wajahnya penuh ketakutan dan kecemasan. Hari tragis itu berakhir setelah Radit dibawa ke rumah sakit untuk diobati.
Keesokan harinya suasana di kelas menjadi sepi seperti masih terhanyut dengan kesedihan. Galang dan Alfin yang biasanya membuat keramaian di kelas juga hari ini hanya terdiam di pojok belakang kelas. Tak lama kemudian Miko datang ke kelas dengan wajah penuh amarah dan kesal. Tatapannya tajam menatap Galang dan Alfin. Tampak Pak Rahmat guru BK di sekolah itu yang berada tepat di belakang Miko. Galang dan Alfi semakin ketakutan. Keduanya semakin terpojokan dan akhirnya mereka berdua diseret menuju ruang BK oleh pak Rahmat karena kesalahanya itu.
Miko sebagai seorang sahabat kini merasa lega, karena akhirnya ia dapat melaporkan kelakuan Alfin dan Galang yang sudah membully teman-temannya. Karena kelakuanya telah merugikan orang banyak. Bahkan tak jarang dari mereka yang sering dibully harus tidak masuk sekolah karena tertekan dan ada beberapa yang pindah sekolah karena sudah tidak kuat menerima caci makian dari Galang dan Alfin.

Setelah satu minggu akhirnya Radit dapat masuk sekolah kembali. Pada hari itu pula untuk pertama kalinya Galang dan Alfin meminta maaf kepada Radit di depan semua teman-temanya. Dan pada hari itu pula menjadi hari terakhir bagi Galang dan Alfin karena mereka telah dikeluarkan dari sekolah sebab kesalahanya sudah tidak bisa diampuni lagi oleh pihak sekolah.

Read More »